Harta
karun berharga kampung yang belum terjamah, adalah kalian…!!
Judul: pukat
Penulis: Tere Liye
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Cetakan: 2011
Tebal:347 halaman
Pukat seorang anak sembilan tahunan yang tinggal di desa terpencil. Dengan nalarnya yang
kuat, pukat berhasil memecahkan misteri terowongan kereta api ala romusha yang
sering dibual teman sekelasnya. Bahkan pukat juga membantu menangkap para
penjarah kereta api dalam terowongan. Pukat memang seorang anak yang luar
biasa. Betapa tidak, di usianya yang baru Sembilan
tahun, dia sudah diikutsertakan membantu acara penyelenggaraan perbaikan mesjid
di kampungnya.
Ternyata perbaikan mesjid ini juga mengalami
beberapa cerita. Mulai dari gerhana matahari, hingga ditemukannya empat kotak
berisi diary jendral belanda di atas kubah mesjid.
Ternyata kemampuan pukat di uji oleh wak yati, yang
tak lain adalah kakak bapaknya. Dengan teka-teki wak yati yang membuat pukat
harus berusaha keras menemukan jawabannya. Bahkan hingga wak yati menutup mata.
Sebagai anak-anak, pukat tak lepas dari kenakalan.
Hingga suatu hari mamak member pelajaran padanya hingga dia jatuh sakit. Pukat
menganggap itu adalah kesalahan mamak, hingga dia sadar betapa mamak begitu
mencintainya. Cinta mamak juga terkihat saat pukat dan burlian terjatuh dalam
pembukaan lahan hutan untuk area berladang.
“harta karun terbesar negri ini adalah generasi muda
yang pantang menyerah”. Hal inilah yang hendak di sampaikan oleh penulis kepada
pembacanya. Selain dihibur dengan kisah-kisah polos seorang pukat berma
teman-temannya, pembaca juga di suguhi beberapa taktik agar bias menilai
sesuatu dari sisi lain. Kisah juang seorang pukat memang sangat inspiratif,
penceritaan dengan gaya kronologi runtut ternyata membuat sajian Tere-Liye ini
mudah di cerna dan larut dengan mudah dalam imajinasi pembaca.
Novel ini sarat
dengan pendidikan dan semangat juang yang sangat menarik dari seorang
pukat, burlian, raju, lamsari dan tokoh anak-anak lainnya. Selain itu kita juga
di gelitik oleh ketegaran seorang wak yati yag semakin keras pendiriannya
menjelang perjalanan kereta api terakhirnya.