Semburat jingga di
pelupuk laut berubah lambat menjadi hitam. Angin yang sama masih berhembus di telinga.
“yang saya takutkan adalah kehilangan kawan-kawan seperti kalian,” ujar wanita
disamping saya. “jika sudah demikian, kuat sajalah un, tidak akan ada yang
hilang.” Tutur saya tanpa memandang lawan bicara. “terimakasih.” Ujarnya lagi.
seperempat piring pensi
masih bersisa. lidah saya sudah lumayan pasrah menghisap makanan bercangkang
itu. sedari tadi memang pensi dan karupuak leak
yang menjadi pengalih kesan tegang disini. jelas, apapun makanannya
minumnya the botol sosro. Pelengkap goyangan lidah saat kelu dan sedak
mengganjal pembicaraan kami. Kedai terpal orange
di jembatan Puruih jadi saksi bagaimana dua anak Adam saling berkerut dahi.
Berbicara antara lepas dan melepaskan.
Dia, si pentraktir
pensi, adalah teman saya. Bukan, dia keluarga saya. Fidia Oktarisa, begitu
umaknya mengamanahkan nama. Entah dengan pertimbangan apa akhirnya nama media
sosialnya tanpa unsur ‘Ok’ jadi hanya Fidia Tarisa. Entahlah, wallahu’alam.
Fidia, salah satu
anggota Satu Tujuh. Satu jenis dengan Tujuh anggota. Hehe, begitulah saya
menggambarkan angkatan Tujuh Belas. Ada tujuh bidadari yang mereka –petua 2012-
lahirkan.
Sulung kami bernama Liza –Roza- Lina. #Bahasa
cantiknya. Liza bertubuh imut. Penyuka JARIANG dan pencetus gaya sadang payah. Kemudian si nona bernama
Fidia tadi. mahasiswa peneliti jiwa manusia yang –kadang- tidak mengerti
jiwanya sendiri. Selanjutnya saya sendiri, panggil saja Novi Purnama. Haha.
Wanita tangguh yang
selalu merasa ada jiwa maskulin dalam dirinya bernama kecil meding. Wanita ini
adalah saudara kami yang selalu menyesal usai mewek.
Juga ada Wak i. gadis
yang kekeh dengan gaya chibi maruko chan-nya. Wahida Nia, penyuka motivasi dan
pengamat yang selalu cetar dengan sepatu kuningnya. Terakhir, perkenalkan, rekan saya sesama pemilik
mata bulat. Gumala Yup-Yup. Jangan harap bisa lepas dari permohonan Mala. Lebih
lagi kalau Doi sudah senyum dan mengerdipkan mata. Ampun.
Kami dijodohkan dalam
rumah bernama Ganto. Rumah yang memaksa kami untuk saling cinta dan mencinta.
Untuk bertahan dan ditahan. Juga, di sana kami melepas fidia ‘merantau’ lebih
dulu.
***
Kami memang dibiasakan
mendekam malam. Untuk memperhangat hubungan (katanya). Tapi memang terbukti,
mencicipi malam bersama beberapa jenis manusia ini membuat sedap malam kalah
sedap dari malam kami.
30 Agustus 2014, belakang Fakultas FIP.
Lingkaran yang tak membulat sedikit mengurungkan dingin menyetubuhi telapak
kaki telanjang kami.
‘pletakkk….!’ Tepuk
kasar dari pemburu nyamuk –meding & ranti- menjadi pemecah kaku. Ini rapat luar biasa. Kita akan melepaskan
seorang kawan yang tidak akan terlibat bersama lagi. Segumpal takut yang dulu
pernah menyiku-nyiku perasaan saya menyeruak begitu saja. Itu teman saya, kami
berjanji akan tujuh sampai akhir. Dan sekarang dia melepaskan tangan kita?
Jahat sekali kamu. Kamu
curangi kami. Kamu mendahului kami berlari bebas. Ah, benar-benar curang!
Un, masih ingatkah kamu
dan kami –the Lingkars- bersitegang saat kita hendak melahirkan lingkar?
Ingatkah saat kita sama-sama membongkar borok masing-masing di ruang PKM? Saat
kita sama-sama gigil di lapangan sate Bandung? Ingat tak? Jelas kamu masih
ingat un. Kamu selalu menata rapih tiap moment bukan? Malah saya yang mulai
lupa akan hal itu. cobalah tanyakan tanggal berapa masing-masing kisah itu,
saya lupa.
Sekarang kamu
memutilasi ujung kisah dengan halus un. saya tak menyalahkan kamu, saya
menyesal pada diri saya sendiri yang tak bisa memelukmu –saya yakin kamu tak
mau pun- saat kamu butuh pelukan saya. Dan saya menyesal terlambat menuangkan
air hangat saat gelas sudah sangat kering dan berharap diisi air es saja.
Terimakasih sudah
mengurangi gugup saya waktu bertandang ke rumah tuan Purnama.
Sebagai rekan
yang sering menyamak di kamar kamu dan sering menggalau di kossan kamu, saya
berkata.
“Pergilah kelaut lepas
nak, pergilah kealam bebas…” #ngeQuote
Hahaha, tidak akan ada
yang lupa dan dilupakan. Tidak aka nada yang hilang. Hanya saja kami masih
punya ID Card. #bangga.
Semoga target 2019
tercapai dengan baik Un…